BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perencanaan
pulang (discharge planning) merupakan
komponen yang terkait dengan rentang perawatan. Rentang keperawatan sering pula
disebut dengan perawatan yang berkelanjutan yang artinya perawatan selalu
dibutuhkan pasien dimanapun pasien berada. Rentang keperawatan continu (continumm of care) adalah integrasi
sistem keperawatan yang berfokus pada pasien terdiri atas mekanisme pelayanan
keperawatan yang membimbing dan mengarahkan pasien sepanjang waktu (Chasta,
1990).
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program
keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini
merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan,
keluarga, klien, dan orang yang penting bagi klien.
B.
RUMUSUN
MASALAH
1. Apa
pengertian Discharge Planning?
2. Apa
tujuan Discharge Planning?
3. Apa
manfaat Discharge Planning?
4. Apa
prinsip-prinsip Discharge Planning?
5. Apa
jenis-jenis dari Discharge Planning?
6. Bagaimana
proses pelaksanaan discharge plannaing?
7. Apa
unsur-unsur dari Discharge Planning?
8. Bagaimana
alur discharge planning?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1. Menjelaskan
pengertian Discharge Planning
2. Menjelaskan
tujuan Discharge Planning
3. Menjelaskan
manfaat Discharge Planning
4. Menjelaskan
prinsip-prinsip Discharge Planning
5. Menjelaskan
jenis-jenis dari Discharge Planning
6. Menjelaskan
proses pelaksanaan discharge planning
7. Menjelaskan
unsur-unsur dari discharge planning
8. Menjelaskan
alur discharge planning
D.
MANFAAT
Manfaat
yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah bagi penulis dan pembaca dapat
memperoleh pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan discharge planning,apa
tujuan discharge planning,apa manfaat discharge planning, apa prinsip-prinsip
discharge planning,dan apa jenis-jenis discharge planning.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Kozier
(2004) mendefenisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan pasien
untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau di luar
suatu agen pelayanan kesehatan umum. Sedangkan Jackson(1994, dalam The Royal
Marsden Hospital, 2004) menyatakan bahwa discharge planning merupakan
proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk
memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan ke
lingkungan lain.
Discharge
planning merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian,
persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
peengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosian sebelum dan sesudah pulang
(Carpenito, 1990). Menurut Hurts (1996) perencanaan pulang merupakan proses
yang dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapakan
pasien melaqkukan perawatan mandiri dirumah.
B.
TUJUAN
Discharge
planning bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk
mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal setelah pulang (Capernito,1999).
Juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin keberlanjutan asuhan
berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasi komunikasi
yang efektif (Discharge Planning Association, 2008).The Royal Marsden Hospital
(2004) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya discharge planning antara lain
untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk
di transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui, menyediakan
informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan untuk
mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses pemulangan, memfasilitasi proses
perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas pelayanan
kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien, mempromosikan
tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien, teman-teman, dan keluarga
dengan menyediakan, memandirikan aktivitas perawatan diri.
C.
MANFAAT
Bagi
Pasien :
o Dapat memenuhi kebutuhan pasien
o Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses
perawatan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya.
o Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
o Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan
memperoleh support sebelum timbulnya masalah.
o Dapat memilih prosedur
perawatannya
o Mengerti apa yang terjadi pada
dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.
Bagi
Perawat :
o Merasakan bahwa keahliannya di
terima dan dapat di gunakan
o
Menerima informasi kunci setiap waktu
o
Memahami perannya dalam system
o
Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
o
Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang
berbeda dan cara yang berbeda.
o Bekerja dalam suatu system
dengan efektif.
D.
PRINSIP-PRINSIP
1.
Pasien
merupakan fokus dalam perencanaan. Nilai keinginan dan kebutuhan dari
pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2.
Kebutuhan dari
pasien diindentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin
yang timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
timbul dirumah dapat segera diantisipasi.
3.
Perencanaan
pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang merupakan pelayanan
multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4.
Prosedur discharge planning harus
dilakukan secara konsisten dengan kualitastinggi pada semua pasien.
5.
Pasien harus dipulangkan kepada suatu
lingkungan yang aman dan adekuat.
6.
Keberlanjutan perawatan antar lingkungan
harus merupakan hal yang terutama.
E.
JENIS-JENIS
Chesca (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan
pasien sebagai berikut:
1.
Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah
sakit atau puskesmas terdekat.
2.
Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir dari hubungan
pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali, maka
prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3.
Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun kondisi
kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan
melakukan kerja sama dengan perawat puskesmas terdekat.
F. PROSES
PELAKSANAAN
Proses
discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis, sosial, budaya, dan ekonomi.
Perry dan Potter (2006) membagi proses discharge planning atas tiga fase,
yaitu akut, transisional, dan pelayanan berkelanjutan. Pada fase akut,
perhatian utama medis berfokus pada usaha discharge planning . Sedangkan pada
fase transisional, kebutuhan pelayanan akut selalu terlihat, tetapi tingkat
urgensinya semakin berkurang dan pasien mulai dipersiapkan untuk pulang dan
merencanakan kebutuhan perawatan masa depan. Pada fase
pelayanan berkelanjutan, pasien mampu untuk berpartisipasi dalam
perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan yang
dibutuhkan setelah pemulangan. Perry dan
Potter (2005) menyusun format discharge planning sebagai berikut :
a. Pengkajian
1. Sejak
pasien masuk, kaji kebutuhan pemulangan pasien denganmenggunakan riwayat keperawatan, berdiskusi dengan pasien dan care
giver ; fokus pada pengkajian berkelanjutan terhadap kesehatan
fisik pasien, statusfungsional, sistem pendukung sosial, sumber-sumber
finansial, nilaikesehatan, latar belakang budaya dan etnis, tingkat pendidikan,
sertarintangan terhadap perawatan.
2. Kaji
kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan berhubungan
dengan bagaimana menciptakan terapi di rumah, penggunaan alat-alat medis di
rumah, larangan sebagai akibat gangguan kesehatan, dankemungkinan terjadinya
komplikasi. Kaji cara pembelajaran yang lebihdiminati pasien (seperti membaca,
menonton video, mendengarkan petunjuk- petunjuk). Jika materi tertulis
yang digunakan, pastikan materitertulis
yang layak tersedia. Tipe materi pendidikan yang berbeda- beda dapat mengefektifkan
cara pembelajaran yang berbeda pada pasien.
3. Kaji
bersama-sama dengan pasien dan keluarga terhadap setiap faktor lingkungan di
dalam rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatandiri seperti ukuran
ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan,fasilitas kamar mandi,
ketersediaan alat-alat yang berguna (seorang perawat perawatan di rumah dapat
dirujuk untuk membantu dalam pengkajian.
4. Berkolaborasi
dengan dokter dan staf pada profesi lain (seperti dokter pemberi terapi) dalam mengkaji kebutuhan
untuk rujukan kepada pelayanan perawatan rumah yang terlatih atau fasilitas
perawatan yang lebih luas.
5. Kaji
persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan kesehatan di luar
rumah sakit. Mencakup pengkajian terhadap kemampuankeluarga untuk mengamati
care giver dalam memberikan perawatan kepada pasien. Dalam hal ini sebelum
mengambil keputusan, mungkin perlu berbicara secara terpisah dengan pasien dan
keluarga untuk mengetahuikekhawatiran yang sebenarnya atau keragu-raguan
diantara keduanya.
6. Kaji
penerimaan pasien terhadap masalah kesehatan berhubungan dengan pembatasi.
7. Konsultasikan
tim pemberi layanan kesehatan yang lain tentang kebutuhan setelah pemulangan
(seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat klinik spesialis, perawat pemberi
perawatan kesehatan di rumah). Tentukan kebutuhanrujukan pada waktu yang
berbeda.
G.
UNSUR-UNSUR
Discharge
Planning Association (2008) mengatakan bahwa unsur- unsur yang harus ada
pada sebuah form perencanaan pemulangan antara lain :
1. Pengobatan
di rumah, mencakup resep baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan, dan pengobatan
yang harus dihentikan.
2. Daftar
nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek samping yangumum terjadi.
3. Kebutuhan
akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan pemeriksaan lain,dengan
petunjuk bagaimana untuk memperoleh atau bilamana waktu akandiadakannya.
4. Bagaimana
melakukan pilihan gaya hidup dan tentang perubahan aktivitas, latihan,diet
makanan yang dianjurkan dan pembatasannya.
5. Petunjuk
perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi, ketentuan insulin,dan
lain-lain).
6. Kapan
dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya yang akan dihadapisetelah dipulangkan.
Nama pemberi layanan, waktu, tanggal, dan lokasi setiap janjiuntuk control.
7. Apa
yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon yang bisadihubungi untuk melakukan peninjauan ulang
petunjuk pemulangan.
8. Bagaimana
mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di rumah, perawat yang menjenguk,
penolong, pembantu jalan; walker , kanul, oksigen, dan lain-lain) besertadengan
nama dan nomor telepon setiap institusi yang bertanggung jawab
untuk menyediakan pelayanan.
H.
ALUR
DISCHARGE PLANNING
Dokter
dan Tim Kesehatan
|
PP dibantu PA
|
Keadaan pasien:
1.
Klinis
dan pemeriksaan penunjang lainnya.
2.
Tingkat
ketergantungan pasien
|
Perencanaan Pulang
|
PROGRAM HE
o
Kontrol
dan obat/perawatan
o
Gizi
o
Aktivitas
dan Istirahat
o
Perawatan
diri
|
Lain-lain
|
Penyelesaian administrasi
|
Monitor (sebagai program service safety) oleh:
Keluarga dan petugas
|
Keterangan :
v Tugas perawat primer
·
Membuat
rencana discharge planning
·
Membuat
leafleat
·
Memberikan konseling
·
Memberikan
pendidikan kesehatan
·
Menyediakan
format discharge planning
·
Mendokumentasikan
discharge planning
v Tugas perawat Associate
·
Melaksanakan
agenda discharge planning (pada saat
perawatan dan saat perawatan diakhiri.
Lampiran
Proposal
PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE
PLANING)
PENDAHULIUAN
Perencanan
pulang (discharge planing)akan
menghasilkan sebuah hubungan yang terintegras,yaitu antara perawatan yang
diterima pada waktu dirumah sakit dengan perawatan yang diberikan setelah
pasien pulang.Perawatan dirumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan
perawatan dirumah.namun sampai saat ini,perencanaan pulang pada pasien yang
yang dirawat pasien dirumah sakit belum optimal dilaksanakan,dimana peran
perawat terbatas pada kegiatan rutinitas saja,yaitu hanya berupa informasi
kontrol ulang. Pasien yang memerlukan perawatan kesehatan dirumah,konseling
kesehatan atau penyuluhan dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali
keruang kedaruratan dengan masalah minor,dan seringkali diiterima kembali dalam
waktu 24 jam sampai 48 jam dan kemudian pulang kembali.
Discharge
planing keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang
keperawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan perawatan
berkelanjutan yang artinya perawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun
pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan berisiko terhadap
beratnya penyakit,ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanaan pulang
diperlukan komunikasi yang baik terarah sehingga apa yang disampaikan dapat
dimengerti dan berguna untuk proses perawan di rumah.
TUJUAN
Tujuan umum
Setelah
dilaksanakan praktik manajemen manajemen keperawatan diharapkan Ruang Paru
mampu menerapkan discharge planing.
Tujuan khusus
1. Mengkaji
kebutuhan rencana pemulangan.
2. Mengidentifikasi
masalah klien.
3. Memprioritaskan
masalah pasien yang utama.
4. Mmembuat
perencanaan pasien pulang yaitumengajarkan pada pasien yang harus dilakukan dan
dihindari selama di rumah.
5. Melakukan
evaluasi pada pasien salama diberikan penyuluhan.
6. Mendokumentasikan.
MANFAAT
1. Bagi
pasien
1) Meningkatkan
kemandirian pasien dalam melakukan perawatan dirumah.
2) Meningkatkan
perawatan yang berkelanjutan pada pasien.
3) Membantu
pasien memiliki pengetahuan,keterampilan dan sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien.
2. Bagi
mahasiswa
1) Terjadi
pertukaran informasi antara mahasiswadengan pasiensebagai penerimaan pelayanan.
2) Mengevaluasi
ppengaruh intrervensi yang terencana pada penyembuhan pasien.
3)
Membantu kemandirian pasian dalam
kesiapan melakukan perawatan dirumah.
PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan : Abd. Majid
PP1 :
Asmaul Husna
PP2 :
Massus
PA : M. Afrian
Maulidi F
Dokter : Fitroh Maulidi
Pasien : Moh.Rofi’i
Keluarga : Sulastri
MEKANISME KEGIATAN
-
Topik :
Discharge planing pada Tn. Juhri dengan
diagnosis medis TBC
-
Sasaran :
Tn. Juhri
-
Hari/tanggal : Senin, 9 Juni 2014
-
Waktu :
08.00 WIB
-
Materi :
1. Asuhan
keperawatan pada klien dengan diagnosa medis TBC
2. Masalah
keperawatan yang muncul pada klien dengan TBC
3. Perencanaan
pulang pada klien dengan TBC
METODE
1. Diskusi.
2. Tanya
jawab.
MEDIA
1. Status
klien.
2. Sarana
dan Prasarana perawatan.
3. Leaflet.
Pelaksanaan kegiatan
Tahap
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Tempat
|
Pelaksana
|
Persiapan
|
1.
PP 1 sudah siap dengan status
klien dan format discharge planning.
2.
Menyebutkan masalah klien.
3.
Menyebutkan hal-hal yang perlu
diajarkan pada klien dan keluarga.
4.
Kepala ruangan memeriksa
kelengkapan administrasi.
|
10 menit
|
Ners station
|
PP 1
|
Pelaksanaan
|
1.
PP 1 menyampaikan pendidikan
kesehatan, melakukan demostrasi dan redemostrasi :
Ø Diet
Ø Aktivitas
dan istirahat
Ø Minum
obat teratur
Ø Perawatan
diri
2.
PP 1 menanyakan kembali pada pasien
tentang materi yang telah disampaikan.
3.
PP 1 mengucapkan terima kasih.
4.
Pendokumentasian.
|
30 menit
|
Bed pasien
|
PP 1
|
EVALUASI
1) Struktur
a. Persiapan
dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Paru.
b. Koordinasi
dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Penyusunan
proposal.
d. Menetapkan
kasus.
2) Proses
a. Kelancaran
kegiatan.
b. Peran
serta perawat yang bertugas.
3) Hasil
Informasi
yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Discharge
Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan
beberapa proses formal yang melibatkan team atau
memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang kekelompok
lainnya.
Perawat
adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge planner
perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial,
menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga,memberikan tindakan
khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau
memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan
Asuhan Keperawatan.
B.
SARAN
Discharge
Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali ke lingkungannya.
Jadi,
sudah merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah
dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota timkesehatan,
perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukantindakan,
berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh
tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya
Lampiran
: FORMAT DISCHARGE PLANNING
DISCHARGE PLANNING
|
No. Reg. : .....................................
Nama : .....................................
Jenis Kelamin : .....................................
|
Tanggal MRS : .....................................
Bagian : .....................................
|
Tanggal MRS : .....................................
Bagian : .....................................
|
Dipulangkan
dari RSY dengan keadaan :
Sembuh Pulang
paksa
Meneruskan
dengan obat jalan Lari
Pindah
ke RS lain Meninggal
|
|
A.
Kontrol
a.
Waktu :
b.
Tempat :
|
|
B.
Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan
gift, pengobatan, dan lain-lain)
|
|
C.
Aturan diet / nutrisi
|
|
D.
Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya :
|
|
E.
Aktivitas dan istirahat :
|
|
Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto,
ECG, obat, dan lain-lain) :
|
|
Lain-lain :
|
|
Surabaya, .............................
Pasien/Keluarga Perawat
( ) ( )
|
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.
(2009). Manajemen Keperawatan: Aplikasi
dalam praktek keperawatan profesional. Edisi 2. Salemba Medika. jakarta
Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktek keperawatan profesional.
Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/dischargeplanning.html
http://www.scribd.com/doc/34548046/Makalah-Discharge-Planning-Dan-Rehabilitasi
ROLE
PLAY “DISCHARGE PLANNING” PADA PASIEN TN. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS TBC
PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan : Abd. Majid
PP1 :
Asmaul Husna
PP2 : Massus
PA : M. Afrian
Maulidi F
Dokter : Fitroh Maulidi
Pasien : Moh.Rofi’i
Keluarga :
Sulastri
Pada
suatu hari di rumah sakit X, di ruang melati terdapat pasien yangh bernama Tn.
Juhri, dengan diagnosa medis TBC. Disaat pagi hari seorang perawat di ruangan
sedang mempersiapkan berkas-berkas, lalu datang seorang dokter.
Dokter : selamat pagi...
Perawat
P1 : iya selamat pagi dokter...
Dokter : bagaimana keadaan pasiennya?
Perawat P1 : begini dokter, pasien dan keluarganya sejak tadi malem minta
untuk di pulangkan.
Dokter : owh.. trus K.U nya bagaimana?
Perawat
P1 : setelah tadi dilakukan
observasi, K.U nya cukup baik dokter...
Dokter : ya sudah sekarang saya lihat dulu
keadaannya.
Perawat dan dokter menuju ruangan
pasien/tempat tidur pasien.
Perawat
P1 : (tok.tok.tok) permisi.. selamat
pagi.....
Keluarga
px : owh... maaf, selamat pagi juga..
Dokter : bagiamana keadaannya bapak?
Apakah masih sesak?
Pasien : sudah tidak sesak lagi dokter,
Cuma kadang-kadang saja..
Keluarga
px : tadi malam tidurnya juga saya
lihat nyenyak dok.
Dokter : owh, ya sudah kalau begitu, saya
periksa dulu keadaannya ya pak...
Pasien : baik dokter silahkan..!!
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh
dokter, istri pasien menanyakan tentang kondisi pasien, dan apakah bisa
dipulangkan?.
Keluarga px : bagaimana kondisi suami saya dokter? Owh yaa.. apakah sudah
bisa dibawa pulang?
Dokter : keadaan suami ibu sudah cukup
baik, dan sudah bisa dibawa pulang.
Keluarga
px : owh.. begitu dokter..
Dokter : iya buk, tapi untuk obat-obatnya
masih harus tetap diminum di rumah.
keluarga
px : baik dokter..
Dokter : ya sudah kalau begitu saya
permisi dulu..
Keluarga
px : iya dokter, terimakasih...
Dokter dan perawat meninggalkan
ruangan pasien, dan munuju ketempat perawat untuk menilis resep buat pasien.
Dokter : (setelah selesai menulis resep
obat) Baak... ini resep obatnya.
Perawat
P1 : iya dokter..
Dokter :
owh yaa, untuk berkas-berkas buat pasien kontrol nanti dijelasin sama pasien
dan keluarganya yaa..
Perawat P1 : baik dokter...
Dokter :
ya sudah, kalau begitu saya permisi dulu, assalamualaikum...
Perawat P1 : waalaikum salaam.. terimakasih dokter..
Dokter
meninggalkan ruangan tersebut, dan perawat mempersiapkan berkas-berkas dan
mengantarkan resep obat ke apotik.
Perawat
P1 : Mas..!!
Perawat
A : iya mbak..
Perawat
P1 : minta tolong ke apotik ya.. ambilin
obatnya bapak juhri..
Perawat
A : owh.. baik mbak..
(setelah beberapa menit)
Perawat
A : ini mbak obatnya..
Perawat
P1 : owh ya.. terimakasih ya mas...
Komunikasi
antara perawat dengan kepala ruangan, untuk menunjukkan berkas-berkas yang akan
dibawa oleh pasien.
PerawatP1 : permisi pak selamat pagi...
Karu : iya..
Perawat P1 : begini bapak, barusan dr. Yogi sudah visite, dan pasien yang
bernama bapak juhri sudah bisa dipulangkan hari ini..
Karu : owh. Yang di ruangan meliti
itu ya?
Perawat
P1 : iya pak..
Karu : berkas-berkasnya sudah
disiapkan semua?
Perawat
P1 : sudah pak..
Karu : untuk hasil lab dan foto
rongentnya?
Perawat
P1 : iya pak, sudah saya masukkan
juga di dalamnya pak..
Kar : (sambil memeriksa berkas-berkas)
“obat-obatnya sudah di siapkan sumua ya bak..
Perawat
P1 : iya pak sudah semua..
Karu :
(sambil mengembalikan berkas-berkas keperawat) “ya sudah, ini kembalikan ke
pasiennya ya, terus jangan lupa kasih HE ya bak”...
Perawat P1 : baik pak, terimakasih..
Karu :
iya...
Kemudian
perawat P1, menjelaskan pada perawat P2...
Perawat P1 : Mas...
Perawat P2 : iya....
Perawat P1 : saya minta tolong ya... kasihkah obat ini kebapak Juhri..
eemm trus jangan lupa kasih HE sama jelasin tentang surat-surat yang harus
dibawa saat kontrol...
Perawat P2 : baik mbak...
Perawat P1 : (sambil menyerahkan berkas-berkas pasien) “terus yang ini
serahkan juga ke pasiennya yaa”...
Perawat P2 : baik mbak..
(Lalu
perawat P2 menuju ruangan pasien)
Perawat P2 : permisi....
Keluargapx : iya..
Perawat P2 : ibu.., ini obat yang harus diminum bapak di rumah, dan ini
surat yang harus dibawa saat kontrol,kontrolnya nanti pada tanggal 16 bu, trus ini hasil LAB dan foto rongentnya. Oh iya ibu mohon maaf, bapak
inikan terkena penyakit TBC, jadi ibunya juga harus berhati-hati, supaya tidak
tertular, terus kalau bapaknya mau meludah jangan sembarangan ya pak, apabila
mau batuk, mulutnya ditutup pak ya, agar tidak sampai menular pada
keluarganya....
Pasien :
iya pak...
Perawat P2 : baiklah apakah masih ada yang mau ditanyakan? Bapak atau ibu?
Keluargapx : iya Pak.. untuk obatnya berapa kali sehari? Terus untuk
makanannya bagaimana Pak?
Perawat P2 : owh iya begini ibu, untuk obat TBC ini cukup diminum satu
hari sekali, namun jangan sampai putus atau berhenti, trus jangan lupa kontrol
setiap bulan, dan untuk makanannya,bapak cukup makan 4sehat 5sempurna saja itu
sudah cukup, namun apabila makanan yang sekiranya merangsang batuk lebih baik
dihindari, bagaimana bapak ibu apakah sudah mengarti?
Pasien: iya Pak..
Perawat P2 : Apabila belum ada yang mengerti ibu atau bapak, silahkan
tanyakan kembali kepada saya atau kepada perawat yang lain, atau silahkan ibu
membaca brosur ini.
Keluarga px : iya pak terima kasih
Perawat P2 : baiklah kalau begitu, saya permisi dulu, nanti kalau sudah
mau pulang, tolong lapor keperawatnya dulu ya Buk...
Keluarga
px : iya Bu..
Perawat P2 : ya sudah, saya permisi dulu ya.. “assalamualaikum”
Keluarga & pasien: “waalaikumsalam”
(menjawab bersamaan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar